Genesa dan Origin Batu Mulia Ruby dan Sapphire (Mineral Korundum)
Kategori
"The Big Three + 1" Edition
Syarat utama pembentukan Korundum yang memiliki kualitas untuk dapat dijadikan batu permata adalah pada batuan host rock nya harus kaya akan unsur Aluminum (Al) dan minimnya kandungan unsur Silikon (Si). Karena kandungan unsur inilah yang membentuk mineral Korundum.
Pembentukan Corundum dapat dibagi menjadi 2 tipe yakni secara magmatik dan metamorfik. Pada tipe yang pertama yakni secara magmatik, proses diawali oleh fenomena geologi dengan skala regional yaitu Mantle Upwelling yang terjadi akibat gaya ekstensional yang menyebabkan penipisan kerak. Akibat kerak yang menipis akan menyebabkan magma melakukan intrusi dan mengendap membentuk Pluton (Intrusi magma yang mendingin dengan skala besar). Pada Pluton tersebut akan mengalami kristalisasi yang membentuk mineral korundum bersamaan dengan unsur-unsur pembentuk Ruby (Cr) ataupun Sapphire (Fe & Ti). Hal ini dapat terjadi pada magma yang membeku secara perlahan yang terdapat pada batuan Alkali Basalt dan Syenite (Batuan yang kandungan Si minimum). Sehingga ketika tidak ada unsur-unsur Trace (Cr, Fe, Ti) maka hanya akan membentuk sebuah mineral korundum tanpa ada warna pengotornya.
Pada tipe kedua, proses metamorfisme berperan dalam membentuk kristal korundum. Terdapat 2 tipe pada jenis ini yakni endapan Sensu stricto dan proses metasomatisme. Pada tipe yang pertama, metamorfisme terjadi akibat suhu (620-670 derajat Celsius) dan tekanan (2,6 - 3,3 Kilobar). Metamorfisme ini tersebar pada batuan marmer, terdapat pada vein, dan dapat berasosiasi dengan orthoclase, graphite, dll. Elemen Al dan Cr yang dibutuhkan untuk proses kristalisasi didapatkan dari batuan marmer tersebut. Pada tipe yang kedua dari jenis ini, terjadi proses metasomatisme yang disebabkan oleh sirkulasi fluida yang menyebabkan penambahan dan pengurangan mineral yang terkandung pada batuan. Metasomatisme pada kasus pembentukan Ruby dan Sapphire berperan dalam proses desilikasi atau penghilangan kuarsa serta difusi unsur Si dari batuan Pegmatit menuju batuan ultramafik.
Pada batu mulia Ruby yang terkenal berasal dari Asia seperti pada negara Afganistan, Burma, Pakistan, Vietnam, Sri Lanka, dan Tajikistan yang deposit korundum Ruby terbentuk oleh batuan metamorfisme Batu Gamping yang menjadi Marmer. Pada bodi batuan marmer sering ditemukannya batu mulia Ruby yang terbentuk akibat proses metamorfik tersebut.
Selain batu mulia Ruby yang berasal dari Burma, Pakistan, Vietnam, Sri Lanka, Tajikistan, terdapat juga Ruby yang Originnya sendiri berasal dari batuan metamorf Amfibolite, warna kemerahannya cukup berbeda dari Ruby yang berasal dari metamorfik batuan marmer. Hal ini yang terjadi pada Negara Afrika, karena geological setting tersebut yang membentuk batuan metamorfik amfibolit. Contohnya pada Tanzania, Kenya, Madagaskar, dan Mozambik
Pada batu mulia Ruby yang terkenal berasal dari Asia seperti pada negara Afganistan, Burma, Pakistan, Vietnam, Sri Lanka, dan Tajikistan yang deposit korundum Ruby terbentuk oleh batuan metamorfisme Batu Gamping yang menjadi Marmer. Pada bodi batuan marmer sering ditemukannya batu mulia Ruby yang terbentuk akibat proses metamorfik tersebut.
REFERENSI
Gaston, G & Lee, A. Geological Institute of America (GIA). (2019). “Geology of Corundum and Emerald Gem Deposits : a Review.
Giuliani, G., Groat, L., Marshall, D., & Fallick, E. (2019). “ Emerald Deposits : A Review and Enhanced Classification”. Minerals. MDPI Publication. 105;hh 2-63.
Peter, G. (2005). Gemmology Third Edition. Elsevier Publish : Oxford.
Peter, G. (1984). Beginner’s Guide to Gemmology. Heinemann Professional Publishing : London.
Schmetzer, K. (2022). “ History of Emerald Mining In The Habachtal Deposit of Austria”. Gems & Gemology Spring 2022. Vol LVIII.
Artikel Lainnya
Batu Mulia dan Logam Mulia di Pegadaian
Pengujian Batu Mulia dan Logam Mulia