021 - 39838014

Batu Mulia dan Logam Mulia di Pegadaian

PT Pegadaian (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didirikan pada tanggal 20 April 1906 dengan nama "Bank van Leening" di Batavia, Hindia Belanda. Seiring perjalanan waktu, Pegadaian mengalami berbagai transformasi dan perkembangan, hingga saat ini menjadi salah satu lembaga jasa keuangan terdepan di Indonesia dengan beragam produk dan layanan yang inovatif. Pada tahun 2011, ketertarikan masyarakat terhadap batu mulia dan logam mulia meningkat drastis. Sebagai BUMN yang terpercaya, Pegadaian senantiasa berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat, termasuk dalam hal pengelolaan batu mulia dan logam mulia. Oleh karena itu, PT Pegadaian menawarkan berbagai produk dan jasa layanan yang terkait dengan batu mulia dan logam mulia, mulai dari gadai, jual beli, tabungan hingga sertifikasi sebagai salah satu bukti transformasi dalam mengikuti perkembangan bisnis.  Berbagai jasa layanan batu mulia dan logam mulia dapat digunakan untuk investasi dan menunjang gaya hidup masyarakat, antara lain: Gadai Batu Mulia dan Logam Mulia Gadai logam mulia dan batu mulia adalah dua produk jasa layanan keuangan yang populer di kalangan masyarakat. Pegadaian menawarkan jasa gadai logam mulia berupa emas dan batu mulia berupa berlian. Gadai emas terbagi menjadi berbagai macam produk, yaitu gadai barang emas (koin, batangan, lantakan), gadai perhiasan emas, dan gadai tabungan emas. Sedangkan, gadai berlian hanya berlaku pada barang berlian lepasan saja.  Proses gadai sangat mudah, pertama nasabah mendaftarkan diri jika belum terdaftar di Pegadaian. Kemudian, nasabah akan memberikan barang kepada petugas, lalu barang tersebut akan dilakukan pengujian oleh penaksir untuk diberikan nilai taksiran dari barang yang digadai. Jika barang jaminan berjenis emas, maka akan melewati tahap identifikasi warna, bau, suara, berat jenis, dan uji kimia. Jika barang jaminan berjenis batu lepasan berlian, maka akan melewati tahap identifikasi warna, gores, kekerasan, dan berat jenis.  Dengan menggunakan layanan ini, masyarakat dapat menggunakan emas dan berlian sebagai jaminan untuk mendapatkan pinjaman dana yang diperlukan.  Jasa Sertifikasi Batu Mulia dan Taksiran Logam Mulia PT Pegadaian menawarkan jasa sertifikasi batu mulia yang berguna bagi masyarakat untuk mengetahui keaslian dan jenis dari batu mulia yang mereka miliki. Layanan jasa sertifikasi batu mulia yang ditawarkan dapat dilakukan di Laboratorium Gemologi (G-Lab) Pegadaian. Jasa sertifikasi tersebut dilakukan oleh gemologist yang sudah bersertifikat internasional dari organisasi terkemuka seperti GIA, AIGS, Gem-A, dan SSEF.  Di samping itu, di G-Lab juga menyediakan jasa layanan taksiran nilai emas untuk berbagai keperluan. Jasa taksiran emas berguna bagi masyarakat yang ingin mengetahui nilai jual emas yang mereka miliki. Nilai harga taksiran yang dikeluarkan bergantung pada harga emas pada hari saat barang diberikan, kemurnian emas, dan komponen-komponen lainnya seperti ada/tidaknya mata berlian/batu mulia. Sumber: Pranata, G. (2022, April 2). Bank van Lening di Batavia, Pegadaian Pertama di asia Tenggara - Semua Halaman. National Geographic. https://nationalgeographic.grid.id/read/133215940/bank-van-lening-di-batavia-pegadaian-pertama-di-asia-tenggara?page=all (n.d.). (2021, September 20). Pegadaian Gadai Emas. PT Pegadaian (Persero).  https://www.pegadaian.co.id/produk/gadai-emas (n.d.). (2021, September 20). Pegadaian Gadai Tabungan Emas. PT Pegadaian (Persero). https://www.pegadaian.co.id/produk/gadai-tabungan-emas (n.d.). (2020, April 19). Pegadaian Jasa Taksiran. PT Pegadaian (Persero). https://www.pegadaian.co.id/produk/jasa-taksiran (n.d.). (2021, September 20). Pegadaian Jasa Sertifikasi. PT Pegadaian (Persero). https://www.pegadaian.co.id/produk/jasa-sertifikasi (n.d.). (2021, June 16). Tentang Kami. Laboratorium G-Lab pegadaian. https://labgemologi.pegadaian.co.id/web/page.php?slug=tentang-kami

Pengujian Batu Mulia dan Logam Mulia

Pada tahun 2014, masyarakat Indonesia menunjukkan minat yang tinggi terhadap batu mulia, atau lebih dikenal sebagai batu akik karena faktor keindahan dan keunikannya. Dengan meningkatnya permintaan masyarakat terhadap batu mulia, baik untuk tujuan perhiasan maupun koleksi, maka penting bagi masyarakat untuk memastikan keaslian dan kualitas batu mulia yang dibeli. Salah satu laboratorium yang terpercaya dalam melakukan pengujian dan sertifikasi batu mulia adalah Laboratorium Gemologi (G-Lab) Pegadaian.   Peran G-Lab dalam Pengelolaan Batu Mulia Laboratorium Gemologi Pegadaian (G-Lab) hadir menawarkan produk dan jasa layanan yang terkait dengan batu mulia, seperti sertifikasi batu mulia (batu lepasan maupun batu di dalam perhiasan) dan jasa taksiran barang emas.  Proses sertifikasi dan jasa taksiran melewati beberapa tahap pengujian yang dilakukan oleh tim gemologist yang bersertifikat internasional dari organisasi terkemuka seperti GIA, AIGS, Gem-A, dan SSEF. Mereka menggunakan peralatan modern dan canggih yang disesuaikan dengan standar internasional untuk menghasilkan hasil pengujian yang akurat dan komprehensif. Alur Proses Pengujian Alur proses pengujian nasabah yang ingin membutuhkan jasa layanan sertifikasi dan nilai taksir batu mulia dan emas meliputi pembuatan Customer Information System (CIF) dengan membawa KTP dan barang pengujian ke G-Lab Pegadaian. Kemudian, nasabah akan menandatangani Bukti Penyerahan Objek Sertifikasi/Taksiran. Selanjutnya, barang nasabah akan diuji oleh gemologist selama 1-3 Minggu. Lalu, nasabah akan diinformasikan jadwal pengambilan barang pengujian serta invoice pembayaran jasa layanannya. Terakhir, pegawai G-Lab akan memberikan bukti pengambilan barang yang perlu ditandatangani oleh nasabah serta memberikan hasil pengujian dan barang pengujian.   Pengujian Batu Mulia Layanan pengujian batu mulia merupakan proses identifikasi untuk menentukan keaslian, karakteristik, dan kualitas batu mulia. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan berbagai metode, baik yang sederhana maupun yang kompleks, dan melibatkan berbagai peralatan khusus. Adapun beberapa proses identifikasi yang dilakukan dalam pengujian batu mulia, yaitu: Identifikasi fisik meliputi identifikasi bentuk, tipe cutting, dimensi, berat, dan berat jenis. Identifikasi optik menggunakan mikroskop stereo khusus gemologi untuk melihat warna, transparansi, kilap, pecahan, belahan. Refractometer untuk mengukur indeks refraksi batu mulia. Polariscope untuk melihat pola optik pada batu mulia sintetis dan natural. Spectroscope untuk melihat besar gelombang cahaya batu mulia. Dichroscope untuk melihat sifat dan warna pleokroisme batu mulia. Chelsea filter untuk melihat warna spektrum yang lolos pada batu mulia. Identifikasi lain menggunakan alat tertentu, seperti Raman Spectrometer, FTIR, HRD Diamond Analyzer, Diamond View, UV-Vis, Presidium Thermal Conductivity, GIA iD100, dan J-Screen HRD Antwerp.   Pengujian Logam Mulia Pengujian logam mulia, juga dikenal sebagai assay, adalah proses untuk menentukan kemurnian dan komposisi suatu logam mulia. Umumnya logam mulia yang diuji merupakan barang emas dan perak. Adapun beberapa proses identifikasi yang biasanya dilakukan dalam pengujian logam mulia, yaitu:   Identifikasi fisik meliputi identifikasi bentuk, dimensi, berat, dan berat jenis. Identifikasi optik menggunakan mikroskop stereo khusus gemologi untuk melihat warna, pecahan, goresan, dan indikasi kecacatan.  Identifikasi kemurnian menggunakan larutan aqua regia. Identifikasi kimia menggunakan X-ray Fluorescence spectroscopy. Identifikasi lain menggunakan alat tertentu.   Hasil Pengujian Batu Mulia dan Logam Mulia Gemstone Brief Report: Memo singkat mengenai batu mulia lepasan yang meliputi informasi warna, bentuk dan model gosokan, ukuran, berat, treatment batu yang diuji, variety dan species batu yang diuji (termasuk Natural / Sintetik). Gemstone Identification Report: Laporan batu mulia lepasan yang meliputi informasi warna, bentuk dan model gosokan, ukuran, berat, treatment batu yang diuji, fenomena batu yang diuji, kenampakan mikroskopik, variety dan species batu yang diuji (termasuk Natural / Sintetik), dan origin report untuk batu mulia safir, ruby, emerald yang natural. Diamond Grading Report: Laporan kualitas berlian sesuai kaidah 4C (Color, Clarity, Cut, dan Carat weight). Jewellery Report: Laporan hasil pengujian emas dan perhiasan baik mengandung batu mulia ataupun tidak. Taksiran Barang Emas:  Laporan karakteristik barang emas beserta nilai atau harga dari barang emas tersebut.   Sumber: Herman, R. H. (2023). SERTIFIKASI BATU MULIA: Kebutuhan Akan Sebuah Regulasi Demi Melindungi Hak Konsumen Batu Mulia Di Indonesia. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan), 7(1), 353-367. Putra, A. A. (2019). Kewenangan Pegadaian dalam Menerbitkan Sertifikat Batu Mulia di Indonesia. Jurnal Akta Yudisia, 4(2), 184-190. (n.d.). (2021, September 20). Layanan Kami. Laboratorium G-Lab pegadaian. https://labgemologi.pegadaian.co.id/web/page.php?slug=layanan (n.d.). (2021, June 16). Tentang Kami. Laboratorium G-Lab pegadaian. https://labgemologi.pegadaian.co.id/web/page.php?slug=tentang-kami (n.d.). (2020, April 19). Pegadaian Jasa Taksiran. PT Pegadaian (Persero). https://www.pegadaian.co.id/produk/jasa-taksiran (n.d.). (2021, September 20). Pegadaian Jasa Sertifikasi. PT Pegadaian (Persero). https://www.pegadaian.co.id/produk/jasa-taksiran

Penggunaan Batu Mulia dan Logam Mulia

Batu mulia dan logam mulia memiliki daya tarik khusus selama berabad-abad karena bentuknya yang indah memikat mata dan menarik hati dengan nilainya yang tak lekang oleh waktu. Lebih dari sekadar aksesoris atau dekorasi, batu mulia dan logam mulia mewakili kekayaan alam, keahlian manusia, dan warisan budaya yang mendalam. Batu mulia dan logam mulia memiliki bermacam-macam produk yang dapat digunakan oleh manusia. Apa saja jenis penggunaan batu mulia dan logam mulia? Yuk langsung telusuri disini! Batu Mulia Batu mulia memiliki berbagai bentuk, warna, dan keunikan yang menjadikan keindahannya beragam. Penggunaan batu mulia dapat dikategorikan menjadi tiga jenis: 1. Koleksi Bagi kolektor, batu mulia bukan hanya perhiasan, tetapi juga karya seni dan barang berharga yang patut dikoleksi. Batu mulia yang langka memiliki corak yang unik, dan warna yang menarik menjadi barang koleksi yang berharga dan diminati. Batu mulia yang dikoleksi umumnya memiliki bentuk geode, crystal tower, natural raw crystal, dan cabochon. Geode merupakan batuan berongga yang berbentuk agak bulat dan didalamnya terdapat mineral yang masih membentuk struktur kristal. Sementara itu, natural raw crystal merupakan batu mulia yang masih berbentuk geometri kristal yang belum diolah, dicutting, dan dipoles. Penggunaan geode dan natural raw crystal umumnya digunakan untuk hiasan rumah. Crystal tower merupakan batu mulia yang memiliki bentuk seperti prisma yang menyudut. Bentuk crystal tower yang ada di pasaran umumnya hasil dari proses cutting yang selanjutnya digunakan menjadi alat healing therapy dan massage. Terakhir, cabochon merupakan batu mulia yang telah dibentuk dan dipoles membentuk bagian depan cembung (bulat) dengan bagian belakang rata. Adapun bentuk umum cutting yang menjadi koleksi, yaitu round dan emerald. Butir cabochon umumnya menjadi batu mulia koleksi yang bernilai. 2. Perhiasan Penggunaan batu mulia yang paling populer adalah sebagai perhiasan. Cincin, kalung, anting, dan gelang yang dihiasi batu mulia memancarkan keanggunan dan prestise. Batu mulia yang dapat diaplikasikan ke dalam perhiasan merupakan batu mulia yang sudah dicutting dan dipoles maupun yang belum (raw crystal). Setiap jenis batu mulia yang digunakan memiliki arti lambang yang berbeda-beda. Diantaranya yaitu, garnet melambangkan kekuatan, keberanian, dan ketahanan karena memiliki warna merah gelap. Amethyst yang berwarna ungu memikat dikaitkan dengan kedamaian, kebijaksanaan, dan ketenangan pikiran. Aquamarine memiliki nuansa biru laut yang menyejukkan melambangkan ketenangan, kejernihan pikiran, dan keberanian. Berlian yang merupakan batu mulia paling keras dan paling langka di dunia memiliki arti keabadian, kekuatan, dan keindahan. Emerald yang memukau berwarna hijau gelap melambangkan kehidupan, kekayaan, dan keabadian. Mutiara memiliki simbol kemurnian, kecantikan alami, dan kelembutan. Ruby dengan warna merah yang memikat melambangkan cinta, keberanian, dan vitalitas. Peridot yang memiliki warna hijau cerah melambangkan kebahagiaan, keberuntungan, dan kekuatan spiritual. Sapphire dengan warna biru yang indah melambangkan kebijaksanaan, kejujuran, dan kesetiaan. Opal dengan kilauan warna-warni menakjubkan melambangkan imajinasi, kreativitas, dan cinta. Topaz berwarna kuning atau merah kecoklatan melambangkan kejayaan, kebahagiaan, dan kekuatan spiritual. Turquoise dengan warna biru kehijauan melambangkan keseimbangan, kebijaksanaan, dan perlindungan. 3. Investasi Batu mulia tertentu, seperti berlian, sapphire, emerald, dan ruby, memiliki tren nilai investasi yang tinggi karena sifat kelangkaan, durability, beautiful, dan demand. Menurut penilaian Gemval, harga ruby, emerald, dan sapphire naik sebesar 47% dan harga berlian meningkat 44% sejak tahun 2022. Jual beli grosir ruby, sapphire, dan emerald merupakan pilihan yang paling direkomendasikan untuk investasi batu permata berwarna karena nilai investasi yang didapatkan sebesar 10-15% per tahunnya. Tren nilai investasi yang tinggi didapatkan karena langkanya keterdapatan di pertambangan yang dibuktikan juga dengan proses pembentukannya yang hanya terjadi pada kondisi geologis tertentu. Oleh karena itu, jumlah produksi batu mulia tersebut di bumi sangat terbatas dan permintaan global untuk batu-batu ini selalu tinggi.   Logam Mulia Berbeda dengan produk batu mulia, penggunaan logam mulia yang dapat digunakan dan bernilai hanya emas, perak, platina dan palladium. Masing-masing jenis logam mulia memiliki sifat fisik yang berbeda, sehingga kegunaannya pun berbeda-beda juga. Oleh karena itu, logam mulia dapat dikategorikan kedalam 2 jenis berdasarkan kegunaannya, yaitu:  1. Investasi Logam mulia sangat erat kaitannya dengan investasi. Penggunaan emas dan perak menjadi barang investasi secara digital dan fisik banyak diminati oleh semua kalangan masyarakat karena sifatnya yang aman, stabil, tidak terpengaruh oleh inflasi, dan likuid. Contoh penggunaan investasi emas digital, yaitu tabungan emas dan cicil emas Pegadaian. Dalam penggunaannya, investasi emas digital dapat dilakukan dengan pengisian saldo lalu pencetakan emas batangan jika tabungan/cicilan emas sudah lunas dan memenuhi berat tertentu. Di samping itu, investasi fisik logam mulia seperti dalam bentuk batangan dan koin menjadi pilihan utama dalam kategori jual beli logam mulia. Tercatat pada website logammulia.com, harga emas pada tahun 2024 naik 76% dibandingkan dengan harga emas pada tahun 2020. Oleh karena itu, investasi logam mulia fisik digemari banyak orang karena nilainya yang selalu meningkat dan mudah diperjualbelikan. Di samping itu, logam mulia batangan dan koin berfungsi juga sebagai simpanan nilai kekayaan dan alat tukar alternatif. Contoh penggunaan emas dan perak koin untuk alat tukar alternatif, seperti dinar dan dirham yang berlaku pada perekonomian dalam peradaban pasar di semenanjung Arab. Sedangkan, contoh produk emas dan perak batangan untuk jual beli seperti produk yang dijual oleh Galeri 24 Pegadaian, LM Antam, UBS, dan Lotus Archii. 2. Perhiasan Selain emas dan perak logam mulia lain seperti platina, titanium, dan palladium dapat menjadi bahan pembuat perhiasan karena sifat fisik ketahanannya. Logam mulia tersebut dapat ditemui di dalam 4 jenis perhiasan, yaitu anting, kalung, gelang dan cincin. Dari keempat jenis perhiasan tersebut, cincin adalah jenis perhiasan yang banyak digunakan oleh masyarakat. Bentuknya yang simple membuat perhiasan ini dapat digunakan oleh laki-laki maupun perempuan. Cincin sendiri memiliki banyak jenis bahan utama, seperti cincin emas, cincin perak, cincin platina, dan cincin palladium. Cincin palladium terkenal akan sifat ketahanannya akan oksidasi dan tidak mudah tergores. Di samping itu, terdapat bermacam-macam desain penggunaan cincin dalam berbagai jenis acara, yaitu solitaire ring, pave ring, halo ring, dan flush setting ring. Solitaire dan pave ring paling umum digunakan pasangan dalam acara pernikahan dan lamaran karena bentuknya yang simple dan tidak lekang oleh waktu. Sedangkan jenis halo dan flush setting ring umumnya digunakan untuk aksesoris mempercantik diri karena modelnya yang begitu mewah sehingga akan terkesan elegan saat menggunakannya.   Sumber: 12 Batu Kelahiran Dan Maknanya: Temukan Batu Yang Sesuai Dengan tanggal lahir. Frank & co. (2023, July 18). https://www.frankncojewellery.com/id/articles/whats-new/12-batu-kelahiran-dan-maknanya-temukan-batu-yang-s Piretti, A. (2022, February 15). Dramatic Rise In Fine Gemstones Prices As High-End Rubies, Emeralds and Sapphires Sales Soar. Retrieved June 24, 2024, from https://www.gemresearch.ch/news/2022/02/23/dramatic-rise-in-price-for-fine-gemstones-as-high-end-ruby-emerald-and-sapphire-sales-soar Gemval. (n.d.). Market statistics. Gemval Gemstone Price Guide. https://gemval.com/gemsinfo Ragam Bentuk-Bentuk Cincin Part III. Sovia. (2022, January 15). https://soviajewelry.com/2022/01/15/bentuk-bentuk-cincin-yang-harus-kamu-tahu-nih-part-iii/ Uyas, Elida, et al. (2010). Kekuatan Emas dan Perak sebagai Mata Uang Dunia suatu Studi Pendahuluan. Jurnal Ekonomi Universitas Riau, vol. 18 (01). Logam Mulia ANTAM. (n.d.). Harga Emas Hari Ini | Logam mulia | gold, silver and Precious Metal Trading Company. . https://www.logammulia.com/id/harga-emas-hari-ini  

Pemasaran Batu Mulia dan Logam Mulia

Setelah menjadi produk siap pakai, baik untuk perhiasan, investasi, koleksi, ataupun simpanan, batu mulia dan logam mulia akan dipasarkan agar bisa berpindah tangan dan sampai ke end user. Banyak sekali teknik pemasaran yang dilakukan untuk mendistribusikan emas kepada pengguna nantinya. Mulai dari dijual di toko-toko perhiasan di pasaran sampai pemasaran melalui situs online yang dapat diakses dimana saja. Untuk tau lebih lanjut, yuk simak materi mengenai pemasaran logam mulia dan batu mulia minggu ini! Pemasaran Batu Mulia Produk batu mulia yang ditemukan di pasaran umumnya berupa butiran (batu mulia lepasan), perhiasan, ataupun batu mulia yang berbentuk unik dan memiliki warna menarik yang biasa dijadikan koleksi bagi para peminatnya. Yuk simak pemasaran dari batu mulia berdasarkan bentuk-bentuk tersebut! 1. Pemasaran batu mulia lepasan Produk dalam bentuk lepasan (butiran) umumnya digunakan sebagai aset investasi maupun bahan untuk membuat perhiasan karena memiliki nilai yang tinggi dan dijual berdasarkan aspek beauty, rarity, durability, portability, dan fashion. Produk batu mulia tersebut  biasa dijual ke pembuat perhiasan maupun kolektor. Pemasaran untuk jenis batu mulia dalam bentuk butiran (loose gemstone/diamond) umumnya menggunakan media pemasaran toko online di website dan jarang dijual di toko fisik. Toko seperti ini menjual batu mulia yang berbentuk butiran belum di-cutting maupun yang telah di-cutting dan custom pembuatan perhiasan.  2. Pemasaran batu mulia koleksi Selain itu, terdapat jenis pemasaran batu mulia lain yang biasa dijual dengan tujuan untuk koleksi non investasi, seperti menjadi pajangan maupun dipakai untuk estetika di tubuh. Umumnya, batu mulia ini berupa geode, crystal tower, raw crystal, dan cabochon. Pemasaran untuk jenis batu mulia koleksi umumnya menggunakan media pemasaran toko fisik (offline store) di pasar maupun online.  3. Pemasaran batu mulia perhiasan Terakhir, batu mulia yang menjadi bahan tambahan pada perhiasan (gelang, anting, maupun cincin) digunakan untuk menambah estetika perhiasan. Biasanya perhiasan tersebut terbuat dari emas, perak, palladium, dan platinum. Produk batu mulia yang ada di perhiasan memiliki nilai tinggi karena terdapat aspek estetika dan nilai logam mulia. Umumnya, batu mulia yang digunakan merupakan batu mulia yang sudah di-cutting (round, cushion, pear, princess, emerald, dll) maupun raw crystal. Pemasaran untuk jenis batu mulia perhiasan umumnya menggunakan media pemasaran dan jual beli dengan Instagram maupun toko fisik di dalam Mall (online-offline store). Toko seperti ini menjual perhiasan siap pakai dan menawarkan jasa custom perhiasan.   Pemasaran Logam Mulia Logam mulia, seperti emas, perak, platinum, palladium memiliki nilai jual yang tinggi di pasaran. Penjualan produk logam mulia yang ada pada saat ini dijual dalam bentuk batangan, koin, perhiasan, dan digital. Emas dan perak merupakan logam mulia yang banyak diminati untuk dijadikan investasi, sedangkan platinum dan palladium umumnya menjadi bahan campuran/alternatif pembuat perhiasan. Harga logam mulia akan berubah setiap harinya tetapi memiliki trend harga yang relatif naik setiap tahunnya.  Berikut merupakan penjelasan mengenai pemasaran logam mulia berdasarkan bentuk-bentuknya. 1. Pemasaran logam mulia batangan dan koin Logam mulia yang dijual dalam bentuk batangan dan koin memiliki harga beli dan jual lebih tinggi dibandingkan dalam bentuk perhiasan. Hal tersebut dapat terjadi karena produk batangan dan koin memiliki kadar 99% logam mulia utama. Contoh dari merek logam mulia batangan dan koin, yaitu LM Antam, UBS, Galeri 24 Pegadaian, PAMP Suisse, The Royal Mint, dll. Logam mulia tersebut umumnya dijual di toko offline maupun online sesuai dengan mereknya.  2. Pemasaran logam mulia perhiasan Logam mulia yang dijual dalam bentuk perhiasan memiliki harga beli dan jual lebih rendah dibandingkan dalam bentuk batangan dan koin serta investasi digital. Hal tersebut dapat terjadi karena produk perhiasan memiliki kadar yang bermacam-macam, mulai dari 33 - 99% logam mulia utama. Contoh dari merek logam mulia perhiasan, yaitu Galeri 24 Pegadaian, Lino and Sons, Aurum Lab, The Palace, dll. Galeri 24 Pegadaian merupakan merek yang memiliki toko di online store maupun toko fisik serta menjual perhiasan logam mulia maupun emas batangan. 3. Pemasaran logam mulia investasi digital Logam mulia dalam bentuk investasi digital seperti Digital Gold Currency (DGC) merupakan sebuah mata uang elektronik berbentuk emas yang disimpan dalam brankas oleh berbagai lembaga keuangan. DGC dapat ditukar menjadi mata uang digital (ethereum, bitcoin, dll) serta dapat dicetak menjadi emas fisik. Contoh dari DGC adalah merek e-Gold dan e-Dinar. Di samping itu ada mata uang digital untuk logam mulia yang lebih bervariasi seperti merek e-Bullion yang menggunakan mata uang digital untuk logam mulia emas, platina, palladium, dan perak. DGC dan mata uang digital logam mulia memiliki tingkat risiko investasi yang tinggi karena media penjualannya tidak di website resmi yang mana tidak diawasi oleh pemerintah. Contoh lain dari investasi digital yang minim risiko, yaitu tabungan emas Pegadaian. Pada produk tersebut, nasabah dapat menabung emas dalam bentuk digital di aplikasi Pegadaian Digital dengan top up sejumlah uang rupiah yang kemudian uang tersebut akan dikonversi ke dalam satuan harga gram emas yang berlaku pada hari itu. Contohnya pada tanggal 12 Juni 2024 harga emas sebesar Rp12.630 per 0,01 gram kemudian melakukan top up tabungan emas sebesar Rp100.000. Maka jumlah emas yang ada di dalam tabungan emas pegadaian sebesar 0,079 gram. Tabungan emas Pegadaian menawarkan jasa cetak fisik emas dalam merek Galeri 24 Pegadaian, LM Antam, UBS, dan Lotus Archii dengan biaya cetak yang berbeda-beda serta menawarkan buyback (jual) tabungan emas. Sumber: Anonim. Cara memilih Tempat Yang tepat Untuk Membeli Emas Yang Wajib Anda Ketahui.  (n.d.). Galeri 24. https://www.galeri24.co.id/post/cara-memilih-tempat-yang-tepat-untuk-membeli-emas-2  Anonim. Collections. (n.d.). Jessica Flinn Fine Jewellery. https://jessicaflinn.co.uk/collections/  Anonim. Pegadaian Tabungan Emas. (n.d.). PT Pegadaian. https://www.pegadaian.co.id/produk/tabungan-emas  Downey, L. (2022, July 24). Digital Gold Currency (DGC): What it is, how it works. Investopedia. https://www.investopedia.com/terms/d/digital-gold-currency-dgc.asp  Nugroho, R. (2023, October 14). Kilau Pusat Batu Akik Rawa Bening Yang Kian Meredup. detikfinance. https://finance.detik.com/foto-bisnis/d-6980908/kilau-pusat-batu-akik-rawa-bening-yang-kian-meredup/2  Salama, S. S. M. S. (2011). Thesis : “Study on Properties of Some Treated Gemstones”. Benha University Faculty of Science Physics Department.  

Pengolahan Logam Mulia dan Batu Mulia

Pengolahan logam mulia dan batu mulia adalah proses yang dilakukan untuk mengubah bahan mentah, baik itu batu mulia seperti berlian, ruby, atau safir, maupun logam mulia seperti emas, perak, atau platinum, menjadi produk akhir yang memiliki nilai tambah, baik dalam bentuk perhiasan maupun produk lainnya.   Pengolahan Batu Mulia Berikut adalah tahapan-tahapan pengolahan batu mulia untuk meningkatkan nilai dan keindahannya: 1. Penyortiran (Sorting) Proses dimulai dengan pemilihan/penyortiran batu-batu mentah yang memiliki kualitas dan karakteristik yang sesuai dengan standar untuk dijadikan permata dalam perhiasan. 2. Pemotongan (Sawing) Kemudian, batu-batu mentah yang sudah dipilih ini dipotong untuk menghasilkan bentuk dan ukuran yang diinginkan.  3. Lapidary (Cutting and Polishing) Bagian ini merupakan tahapan penting dalam proses pembuatan batu mulia yang berkualitas, karena proses ini akan memunculkan warna terbaik suatu batu mulia. Cutting adalah proses penggunaan alat khusus untuk memotong batu mulia mentah menjadi bentuk akhir yang diinginkan. Teknik pemotongan yang digunakan bisa bervariasi tergantung pada jenis batu dan desain perhiasan yang diinginkan . Terdapat 2 jenis cutting paling populer di pasaran, antara lain: Faceted Cutting:  Dalam pemotongan facet, permukaan batu dipahat menjadi serangkaian sisi datar dan terbentuk, yang disebut facet, yang menciptakan cahaya memantul dari dalam batu, menciptakan kilauan dan warna yang menakjubkan. Pemotongan facet dapat bervariasi dalam jumlah dan pola, tergantung pada jenis batu dan keinginan desain. Faceted cutting umumnya dilakukan pada batu mulia yang transparan, termasuk berlian, zamrud, safir, ruby, topaz, dan berbagai jenis batu lainnya. Cabochon Cutting:  Dalam cabochon cutting, batu dipoles menjadi bentuk bulat atau oval dengan satu permukaan yang halus dan melengkung, tanpa facet. Permukaan yang dihasilkan biasanya dikenal sebagai "cabochon". Metode ini sering digunakan untuk batu-batu yang translucent-opaque ataupun yang memiliki banyak inklusi dan efek optik khusus, contohnya seperti cat’s eye. Sementara itu, polishing adalah proses yang dilakukan setelah pemotongan untuk memberikan permukaan batu kilauan yang indah. Hal ini dilakukan dengan menggunakan bahan abrasif yang halus dan roda penghalus untuk menghilangkan cacat kecil dan meningkatkan kecerahan serta kejernihan permukaan batu mulia. 4. Setting Tahap ini dilakukan jika batu mulia tersebut ingin dijadikan perhiasan, di mana batu yang sudah di cutting dan polishing dipasangkan pada cetakan logam. Tujuan utama dari pemasangan batu adalah untuk menjaga batu permata agar aman serta untuk meningkatkan kilauan batu permata dengan menampilkan potongan, kejernihan, dan warnanya. Produsen perhiasan menggunakan berbagai metode untuk memasang batu permata ke dalam sebuah barang perhiasan, yang umumnya didasarkan pada potongan dan proporsi batu permata tersebut. 5. Finishing Langkah terakhir dalam pengolahan batu mulia menjadi perhiasan adalah tahap finishing. Pada tahap ini, perhiasan akan diperiksa untuk memastikan kekencangan setting, keamanan batu, dan keseluruhan estetika. Pada proses ini permukaan batu akan dibersihkan, dipoles, ataupun diberi tekstur.    Pengolahan Logam Mulia Pengolahan logam mulia menjadi perhiasan atau logam batangan melibatkan serangkaian langkah yang kompleks. Berikut adalah penjelasan umum mengenai proses tersebut: 1. Pemurnian (Leaching): Setelah logam mentah ditambang, mereka melewati serangkaian tahap pemurnian untuk menghilangkan kotoran dan logam-logam lainnya. Proses pemurnian ini penting untuk meningkatkan kemurnian logam, yang sangat krusial dalam pembuatan perhiasan berkualitas tinggi atau logam batangan. 2. Casting Logam yang telah dimurnikan kemudian dilelehkan dan dicetak ke dalam bentuk yang diinginkan. Untuk pembuatan perhiasan, ini bisa berarti mencetak logam ke dalam cetakan perhiasan yang diinginkan, sementara untuk logam batangan, logam dilelehkan dan dicetak menjadi batangan logam standar. 3. Pemrosesan Lanjutan (opsional) Beberapa logam perlu melalui proses pemrosesan lanjutan untuk mendapatkan sifat-sifat yang diinginkan. Misalnya, logam dapat dipanaskan dan didinginkan secara khusus (perlakuan panas) untuk meningkatkan kekuatan atau kekerasan mereka. 4. Polishing dan Finishing: Produk logam kemudian dipoles dan di-finishing untuk memberikan tampilan yang diinginkan. Ini bisa berupa mengkilapkan logam, memberikan tekstur tertentu, atau memberikan lapisan perlindungan seperti rhodium plating pada perhiasan. 5. Setting (untuk perhiasan) Jika logam tersebut akan digunakan untuk perhiasan, maka langkah terakhir adalah memasang batu permata atau elemen dekoratif lainnya.   Sumber: Adams, M. D. (Ed.). (2005). Advances in gold ore processing. Elsevier. Barben Analytical | Gold Processing: Cyanide Leach process (ph/ORP). (n.d.). https://www.barbenanalytical.com/applications/mining-industry/gold-processing-cyanide-leach-process Ben-Zvi, G. (2024, February 19). Lucara rough-supply deal with HB Back on. Rapaport. https://rapaport.com/news/lucara-rough-supply-deal-with-hb-back-on/ Gemological Institute of America: All about gemstones. GIA. (n.d.). https://www.gia.edu/  Gienger, M., Schumann, W. (2009). Gemstones: Quality and Value, Volume 1. Sterling Publishing Co., Inc. How to make high quality gold bar & bullion -vacuum gold bar casting machine. cdocast. (2021, July 29). https://www.cdocast.com/buyer_guide/gold-bar-casting/ Ilyas, S., & Lee, J. C. (2018). Gold metallurgy and the environment. CRC Press. Kautsky, J. (2016). Mine to market: The “adventure story” of Colored Stones. Gemological Institute Of America. Springfield Jewellers. (n.d.). Understanding the cost of gemstone cutting and polishing in Australia. https://springfieldjewellers.com.au/blogs/news/understanding-the-cost-of-gemstone-cutting-in-australia  Webster, R. (2016). Gemstone Enhancement: Heat, Irradiation, Impregnation, Dyeing, and Other Treatments Which Alter the Appearance of Gemstones, and the Detection of Such Treatments. Butterworth-Heinemann. Www.goldsmiths-Centre.org. (n.d.). Lapidary. Lapidary - The Goldsmiths’ Centre. https://www.goldsmiths-centre.org/career-profiles/profiles-lapidary/

Eksploitasi Logam Mulia dan Batu Mulia

Eksploitasi tambang adalah proses pengambilan sumber daya mineral dari bumi, seperti batu mulia dan logam mulia dengan tujuan komersial. Proses ini melibatkan penggalian, pengolahan awal, dan pemurnian bahan mentah sebelum diolah lebih lanjut untuk kebutuhan industri, pembuatan perhiasan, maupun kegiatan lainnya.  Eksploitasi tambang seringkali melibatkan penggunaan teknologi dan peralatan serta metode yang canggih, tetapi tidak jarang juga eksploitasi ini dilakukan menggunakan metode dan alat yang konvensional oleh masyarakat setempat. Pada minggu ini kita akan membahas kedua metode eksploitasi tersebut. Yuk, disimak lebih lanjut!   Tambang Konvensional   Tambang konvensional mengacu pada metode penambangan yang telah lama digunakan dan umumnya menerapkan teknik dan proses yang tradisional  dan sederhana. Ini termasuk teknik penambangan seperti tambang terbuka dan tambang bawah tanah yang menggunakan peralatan dan teknologi yang sudah ada dan terbukti efektif. Tambang konvensional mengikuti cara kerja yang telah digunakan dalam industri pertambangan selama bertahun-tahun.  Sistem ini telah ada sejak abad ke-19 dan belum mengalami banyak perkembangan modern. Ciri-ciri tambang konvensional antara lain penggunaan peralatan yang kurang efisien, kinerja yang belum maksimal, risiko kecelakaan yang tinggi, konsumsi bahan bakar yang boros, pemulihan penambangan yang tidak optimal, biaya yang tinggi, dan belum ramah lingkungan.   Contoh tambang konvensional yang dapat kita temukan antara lain:   Tambang berlian placer Desa Wisata Pumpung, Kota Banjarbaru Bagi yang tidak asing dengan berlian yang dijual di Martapura, berlian tersebut umumnya berasal dari tanah intan di Desa Wisata Pumpung, Kota Banjarbaru. Masyarakat setempat memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya dengan menambang berlian melalui metode pendulangan tradisional.   Tambang emas rakyat bawah tanah Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri   Dari yang kita ketahui, Indonesia memiliki banyak sekali potensi mineral logam mulia, khususnya emas. Salah satunya yang terdapat di Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, sumber daya emas tersebut dimanfaatkan oleh warga setempat dengan membuat lubang tambang tradisional dengan peralatan yang masih sangat sederhana.    Selain dengan metode konvensional yang masih sangat sederhana terdapat juga tambang batu mulia dan logam mulia yang menggunakan metode inisiatif yang modern.     Tambang Inisiatif (Inovatif)   Tambang inovatif atau inisiatif merupakan pendekatan yang lebih modern dalam industri pertambangan, fokusnya adalah pada pengembangan dan implementasi teknologi, proses, dan praktik baru. Ini bisa mencakup penggunaan teknologi canggih seperti penambangan otomatis, pemetaan tambang dengan drone, atau pemantauan lingkungan dengan sensor teknologi tinggi. Tujuan dari tambang inisiatif adalah meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi dampak lingkungan, dan meningkatkan keselamatan kerja. Proses perbaikan terus menerus dilakukan untuk menciptakan sistem pertambangan yang lebih efisien dan efektif. Tambang inisiatif menunjukkan perbedaan yang signifikan terutama dalam hal efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan tambang. Ini seringkali disebut sebagai kemajuan tambang inisiatif. Beberapa ciri tambang inisiatif meliputi: Kolaborasi antara manusia dan teknologi. Sistem manajemen pengawasan yang lebih terintegrasi. Penggunaan sensor yang terintegrasi dan akurat pada setiap tahapan kegiatan. Penggunaan perangkat terkini dan teknologi otomatisasi.   Contoh tambang inisiatif yaitu:   Tambang Grasberg di Kabupaten Mimika, Papua Tengah oleh PT Freeport Indonesia Penambangan bijih di PT Freeport Indonesia (PTFI) meliputi kegiatan pengeboran dan peledakan, pengisian dan pengangkutan muatan, serta penghancuran. Setiap tahapan tersebut dilakukan menggunakan peralatan dan metode yang sudah modern dan memperhatikan keselamatan kerja. Tambang PT Freeport Indonesia memiliki 2 jenis tambang, yaitu open pit dan closed pit.  Proses eksploitasi di dalam PTFI dilakukan dengan cara modern menggunakan komputer dan pengendalian mesin (pengangkutan, pengeboran, dll) dengan jarak jauh seperti yang ada pada gambar di atas. Dalam upaya menjaga lingkungan dan memanfaatkan limbah sisa eksploitasi, PTFI melakukan program 3R (Reduce-Reuse and Recycle), contohnya: Reklamasi area pemisahan material bijih (tailing). Pembuatan biodiesel dari minyak goreng bekas untuk digunakan pada beberapa kendaraan ringan.  Memanfaatkan oli bekas sebagai campuran bahan bakar alternatif di Pabrik Kapur dan Pabrik Pengering Konsentrat. Daur ulang aluminium untuk dijadikan souvenir. Membuat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Memanfaatkan abu dari unit boiler pada sarana pembangkit listrik untuk keperluan proyek infill di daerah operasi PTFI.     Sumber:     Admindisporabudpar, (2017). Visit Banjarbaru – Pendulangan intan tradisional cempaka. https://disporabudpar.banjarbarukota.go.id/pendulangan-intan-tradisional/ diakses pada 21 Mei 2024 Anonim. (n.d.). Bagaimana Kami Beroperasi. PT Freeport Indonesia.  https://ptfi.co.id/id/how-we-operate  Anonim. (2022). Kontribusi Freeport Bagi Bumi Pertiwi. PT Freeport Indonesia. https://ptfi.co.id/id/news/ Chen, Jin & Viardot, Eric & Brem, Alexander. (2019). Innovation and innovation management. 10.4324/9781315276670-1. Hoover, H. (1909). Principles of mining: valuation, organization and administration; copper, gold, lead, silver, tin and zinc (Vol. 2). Hill Publishing Company. Minir. (2021). Perbedaan tambang konvensional Dan Tambang initiative. anakteknik.co.id

Eksplorasi Logam Mulia dan Batu Mulia

Eksplorasi adalah penjelajahan lapangan yang bertujuan memperoleh informasi terkait kondisi geologi untuk menemukan dan memperkirakan keterdapatan sumber daya alam di bumi, salah satunya adalah logam mulia dan batu mulia. Eksplorasi endapan batu mulia dan logam mulia dapat dilakukan dengan metode pemetaan permukaan (pemetaan geologi), prospeksi geokimia, dan geofisika.   Eksplorasi menggunakan metode pemetaan permukaan Metode ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi dan karakteristik batu mulia dan logam mulia di suatu daerah penelitian serta memetakan geologi regional yang terkait. Pemetaan geologi merupakan proses yang kompleks dan sistematis yang bertujuan untuk menciptakan representasi visual yang akurat dari formasi geologi di suatu daerah tertentu. Salah satu teknik yang digunakan dalam pemetaan geologi adalah dengan membuat lintasan geologi. Lintasan ini dirancang untuk mencatat dan memetakan lokasi-lokasi penting seperti singkapan batu mulia ataupun logam mulia dan gejala-gejala geologi lainnya dengan presisi tinggi.  Biasanya, lintasan geologi dibuat secara sistematis, seringkali tegak lurus atau memotong arah umum dari struktur geologi batuan. Tim lapangan akan mengumpulkan data geologi melalui pengukuran dan observasi langsung di lapangan. Data-data ini kemudian diolah menggunakan metode pemetaan geologi yang terspesialisasi, dan hasilnya dipetakan ke dalam peta dasar.  Proses pengolahan data melibatkan korelasi dari masing-masing titik pengamatan berdasarkan kesamaan litologi. Ini berarti bahwa batuan yang ditemukan di berbagai titik akan dianalisis untuk menentukan karakteristik litologinya. Dengan cara ini, informasi yang dikumpulkan dari lapangan dapat digunakan untuk menghasilkan peta geologi yang lebih mendalam dan berbasis pada distribusi batu mulia ataupun logam mulia dan struktur geologi lainnya di daerah tersebut.   Eksplorasi menggunakan metode geokimia Metode geokimia dapat diaplikasikan ke dalam eksplorasi batu mulia dan logam mulia dengan pengambilan serta pengujian sampel tanah dan batuan dari lapangan daerah penelitian. Terdapat beberapa metode geokimia yang bisa kita aplikasikan, antara lain: 1. Stream Sediment Sampling  Metode ini dilakukan dengan cara pengambilan sampel sedimen pada sungai atau aliran air lainnya untuk mengidentifikasi keberadaan kumpulan mineral maupun bijih logam yang telah ter-transport dari batuan asal.  2. Soil Sampling  Proses pengumpulan sampel dari tanah untuk menentukan susunan mineral dan menyimpulkan potensi mineralisasi pada batuan dasar yang ada di bawah permukaan dimana batuan dasar ditutupi oleh tanah. Metode pengambilan sampel tanah menggunakan alat bor auger dan sekop untuk mengumpulkan sampel dalam pola sistematis.  3. Metode Analisis Micro X-ray Fluorescence (µXRF) Metode yang dilakukan untuk mengetahui sebaran dan kelimpahan unsur dalam sampel batuan atau tanah dalam keadaan vakum yang kemudian dapat diketahui nama mineralnya berdasarkan karakteristik ikatan kimianya. Metode ini dapat digunakan untuk mengecek mineral khas dalam sedimen (contohnya chromium-pyrope, chromium-diopside, magnesium-ilmenite, dan olivine) yang berasosiasi dengan batuan asal batu mulia. 4. Metode Analisis X-ray Fluorescence (XRF)  Teknik analisis yang memanfaatkan emisi karakteristik sinar-X untuk menentukan komposisi unsur-unsur kimia pada sample batuan. Dalam metode ini, sample akan dipreparasi terlebih dahulu agar dapat dianalisis seperti harus dihancurkan dan ditumbuhkan hingga menjadi berbutir halus. Jika memperoleh hasil kandungan Na lebih tinggi daripada Li, K, Be, Mo pada batuan yang belum terubah, maka menunjukan keberadaan mineralisasi emerald.     Eksplorasi menggunakan metode geofisika Metode geofisika penting dilakukan dalam eksplorasi batu mulia dan logam mulia, karena dengan metode ini akan memberikan gambaran terkait keadaan geologi serta persebaran batu mulia dan logam mulia jauh di bawah permukaan bumi. Terdapat beberapa metode geofisika yang bisa kita aplikasikan, antara lain: 1. Gravity Survey  Metode yang memanfaatkan gaya gravitasi Bumi untuk memetakan kepadatan bawah permukaan. Batu mulia memiliki kepadatan/berat jenis yang berbeda dengan batuan sekitarnya sehingga tingkat gravitasinya pun berbeda juga dan menghasilkan persebaran perbedaan tingkat kepadatan/berat jenis serta struktur bawah permukaan. 2. Magnetic Survey  Pengukuran medan magnet Bumi di atas tanah atau di udara untuk mendeteksi kekuatan magnetik yang terkait dengan batuan dan mineral. Dimana yang dapat kita ketahui beberapa batu mulia berasosiasi dengan mineral logam sehingga dapat mengetahui persebaran tingkat magnetisme. 3. Electrical Survey  Pengukuran sifat konduktivitas listrik batuan dan mineral. Batu mulia tertentu memiliki konduktivitas listrik yang berbeda dari batuan sekitarnya, sehingga metode ini dapat menghasilkan data aliran fluida atau keberadaan mineral logam yang dapat menghantarkan listrik. 4. Seismic Reflection Profiling Survey  Memanfaatkan gelombang seismik yang dipancarkan ke bawah permukaan bumi dan dipantulkan kembali jika bertemu dengan batas lapisan batuan atau fenomena struktur dengan impedansi akustik yang berbeda. Waktu tempuh dan lokasi pantulan gelombang seismik diukur dan dianalisis untuk menentukan fitur geologi bawah permukaan. 5. Ground Penetrating Radar Survey  Menggunakan gelombang elektromagnetik frekuensi tinggi untuk menyelidiki struktur bawah permukaan. Gelombang radar ditembakkan ke bawah permukaan dan dipantulkan kembali jika bertemu dengan lapisan batuan dengan konduktivitas listrik yang berbeda. Jarak pemancaran sinyal radar bergantung pada sifat serap batuan yang dilaluinya. Semakin tinggi konduktif listrik suatu material, semakin besar pula penyerapan sinyal radar. Ketika sinyal radar mengenai batas antara bahan non konduktif dan konduktif, maka energi elektromagnetik dapat dipantulkan.   Contoh eksplorasi batu mulia berlian (diamond) Dalam mengeksplorasi keterdapatan berlian kita harus mengetahui keberadaan batuan kimberlite dan lamproite pada litosfer yang lebih tebal daripada biasanya. Keterdapatan endapan berlian dapat terbentuk pada batuan dari ikatan karbon dengan tekanan yang setara pada kedalaman 150–200 km sehingga memiliki kompaksi yang lebih tinggi. Karena batuan di bagian mantel litosfer (di bawah kerak bumi, di atas astenosfer) biasanya lebih padat dan kaku maka gelombang seismik dapat cepat merambat dibandingkan batuan di dekatnya yang berada di astenosfer (bersifat cair). Daerah dengan kepadatan tinggi diinterpretasikan sebagai akar litosfer. Setelah akar litosfer ditemukan, data magnetik dan listrik dengan resolusi lebih tinggi memungkinkan dapat mengidentifikasi anomali yang terkait dengan batuan kimberlite dan lamproite. Kimberlite dan lamproite memiliki konsentrasi besi dan magnesium yang tinggi daripada batuan sekitarnya, sehingga seringkali bersifat lebih magnetis dan lebih konduktif dibandingkan batuan yang di sekitarnya. Oleh karena itu, untuk mencari karakteristik tersebut dapat dideteksi dengan metode seismic-wave velocity, gravity dan electrical survey.   Sumber: Ahmadi, O., Juhlin, C., Ask, M., & Lund, B. (2015, June 3). Revealing the deeper structure of the end-glacial pärvie fault system in northern Sweden by seismic reflection profiling. Solid Earth. https://doi.org/10.5194/se-6-621-2015 Annual Kīlauea Gravity Survey | U.S. Geological Survey. (2024). https://www.usgs.gov/media/images/march-25-2024-annual-kilauea-gravity-survey-2 Cook, F. A. (n.d.). Applications of geophysics in gemstone exploration. Gems & Gemology. https://www.gia.edu/gems-gemology/spring-1997-geology-techniques-cook Falah, Muh & Tabbu, Muhammad. (2023). EKSPLORASI BATU MULIA DENGAN METODE PEMETAAN GEOLOGI DAERAH TUWUNG BARRU. Indonesian Journal of Fundamental and Applied Geography. 8-17. 10.61220/ijfag.v1i1.202302.  Fletcher, W. K., et al. (1986). DESIGN AND INTERPRETATION OF SOIL SURVEYS. Exploration Geochemistry, 39–77. https://doi.org/10.5382/rev.03.03 Groat, L. A., & Laurs, B. M. (2009). Gem Formation, production, and exploration: Why gem deposits are rare and what is being done to find them. Elements, 5(3), 153–158. https://doi.org/10.2113/gselements.5.3.153 Ground penetrating radar surveys. Orsco (Pty) Ltd. (2024, January 16). https://orsco.co.za/ground-penetrating-radar-surveys/ Inc, S. by O. C. (2021, May 3). Methods - electrical resistivity: GeoScan: British Columbia. GeoScan. https://www.geoscan.ca/methods/electrical-resistance/ Rock characterization for mineral exploration. Bruker. (n.d.). https://www.bruker.com/en/applications/minerals-mining-and-petrochemical/minerals-exploration-discovery/rock-characterization-for-mineral-exploration.html Soil sampling near a uranium mine site in Arizona. Soil sampling near a uranium mine site in Arizona | U.S. Geological Survey. (2016). https://www.usgs.gov/media/images/soil-sampling-near-uranium-mine-site-arizona-0 Stream sediments. (n.d.). https://www.gsi.ie/en-ie/programmes-and-projects/minerals/activities/mineral-exploration/Pages/Stream-Sediments.aspx X-ray fluorescence spectrometry (XRF). X-ray Fluorescence Spectrometry (XRF) | School of Earth Sciences. (n.d.). https://earthsciences.osu.edu/about/facilities/equipment/xrf

Pembentukan (Genesa) Logam Mulia dan Batu Mulia

Genesa merupakan asal mula pembentukan batuan atau mineral yang dapat berasal dari proses yang dipengaruhi oleh proses internal (geologi), proses eksternal (kondisi iklim), dan pengaruh organik yang dialaminya.   Proses Anorganik (Proses Internal dan Proses Eksternal) Proses anorganik adalah proses pembentukan batu mulia dan logam mulia yang terjadi tanpa melibatkan makhluk hidup, melainkan dengan bantuan gaya endogen dan gaya eksogen yang ada di bumi. Proses ini dibagi lagi menjadi proses internal dan proses eksternal. Proses internal merupakan proses pembentukan mineral yang terjadi di bawah permukaan bumi akibat adanya gaya endogen. Beberapa proses internal pembentukan mineral antara lain: 1. Proses Magmatis Proses ini terjadi ketika magma mengalami pendinginan dan pembekuan sehingga membentuk mineral-mineral yang berwujud padat dan memiliki suatu bentuk kristal. Proses ini terjadi pada temperatur tinggi (> 600˚C). Contoh bijih yang dapat terbentuk dari proses ini adalah Intan, Amethyst (Kecubung), Jade (Giok), Emas. 2. Proses Pegmatisme Proses ini terjadi setelah proses pembentukan magmatis, larutan sisa magma (larutan pegmatisme) yang terdiri dari cairan dan gas membeku dan menjadi mineral. Mineral tersebut terbentuk dari hasil injeksi magma yang menerobos batuan di sekelilingnya sebagai dike ataupun sill. Proses ini terjadi pada temperatur 600˚C – 450˚C. Proses ini menghasilkan batuan yang dikenal sebagai pegmatit dan terkadang berasosiasi dengan mineral berharga seperti Akuamarin, Amethyst (Kecubung), Topaz, dan beberapa Turmalin terbaik dunia. 3. Proses Pneumatolisis Setelah temperatur menurun di sekitar 450 – 550˚C, akumulasi gas yang tersisa dari magma mulai membentuk jebakan pneumatolisis dan magma yang tersisa makin encer. Unsur volatil akan bergerak menerobos batuan samping disekitarnya, kemudian batuan samping akan bersifat reaktif terhadap uap panas yang dihasilkan oleh magma, dan membentuk mineral baru. Contoh bijih yang dapat dihasilkan dari proses ini ialah Timah, Epidot, Garnet, Tremolite, Topaz, Vesuvianite, Aktinolit, Tremolite, dan Turmalin.  4. Proses Hidrotermal Merupakan proses yang dipengaruhi temperatur dan tekanan yang sangat rendah dan larutan magma yang terbentuk sebelumnya. Proses ini terjadi karena adanya presipitasi larutan fluida panas (hidrotermal) yang dapat berupa fluida magmatik, fluida meteorik, ataupun campuran dari kedua fluida tersebut di sekitar tubuh batuan. Berdasarkan tingkat kedalaman, tekanan, dan temperaturnya, endapan hidrotermal dikelompokkan menjadi 3, yaitu: Epitermal Endapan epitermal adalah endapan yang terbentuk di dekat permukaan sampai kedalaman 1500 m di bawah permukaan bumi dengan temperatur 50 – 200°C. Contoh bijih yang dapat kita temukan di area ini adalah Kuarsa, Emas, Perak, dan Tembaga. Mesotermal Endapan mesotermal terbentuk pada kedalaman menengah, yakni dari 1200 – 4500m, begitu pula tingkat tekanan dan temperaturnya juga menengah. Temperatur pembentukan mineral berkisar antara 200 – 300°C. Kita dapat menemukan Tembaga, Emas, Kuarsa, dan juga Timah di area ini. Hipotermal Endapan hipotermal terbentuk pada wilayah yang cukup dalam, yakni 3000 – 15000 m di bawah permukaan bumi dan tekanan tinggi serta temperatur berkisar 300 – 500°C. Bijih biasanya ditemukan pada endapan hipotermal adalah Timah, Emas, Tembaga, dan Turmalin.  5. Proses Replacement (Metasomatic replacement) Proses penggantian suatu mineral atau lebih menjadi mineral-mineral baru yang lain diakibatkan adanya agen pembawa mineral yang berupa gas, uap, air panas pada suhu rendah dengan mineralisasi komponen sederhana. Bentuk endapan replacement disebut replacement vein. Proses ini umumnya berkaitan juga dengan proses hidrotermal karena berkaitan dengan air panas sebagai salah satu agennya. Contoh bijih yang dapat terbentuk melalui proses ini adalah Emas. 6. Proses Metamorfisme Proses perubahan dalam mineralogi atau tekstur yang terjadi pada batuan akibat peningkatan tekanan dan/atau suhu. Contoh bijih yang terbentuk dari proses ini adalah Intan, Jade (Giok), Ruby, Sapphire.   Selain proses internal, terdapat juga proses eksternal, yakni proses pembentukan mineral pada permukaan bumi yang diakibatkan oleh adanya gaya eksogen. Proses-proses tersebut antara lain: 1. Proses Mechanical Accumulation Proses Mechanical Accumulation adalah proses pengayaan bijih yang berasal dari butiran-butiran mineral yang terpecah akibat proses erosi dan pelapukan batuan oleh tenaga eksogen seperti air dan angin. Mineral-mineral berat yang resisten terhadap erosi dan pelapukan selanjutnya akan tertransport, terakumulasi, dan terendapkan di suatu area yang rendah. Endapan mineral tersebut biasa dikenal dengan placer deposit. Contoh bijih yang bisa didapatkan di endapan ini adalah Emas, Platina, Timah, Titanium, Intan, Corundum, Rutile, Zircon, Andalusite, Tourmaline, Kyanite, Garnet, Topaz, dan Beryl.  2. Proses Sedimentary Precipitates Mineral dan bijih akan terbentuk melalui proses pengendapan unsur-unsur tertentu dan biasanya akan terendapkan pada lingkungan sedimen yang sesuai, dengan atau tanpa proses penguraian organisme. Contoh bijih yang bisa ditemukan di area ini adalah Mangan, Besi, Jasper, Opal, Rhodochrosite, Lazulite, Apatite, dan Turquoise.  3. Residual Processes  Dalam proses ini, mineral dan unsur pada batuan yang tidak mudah larut (immobile) dalam proses pelindian (leaching) oleh air akan tetap berada di batuan asalnya. Sedangkan, mineral dan unsur yang lebih mudah larut (mobile) akan terendapkan pada kedalaman tertentu. Contoh bijih yang dapat terbentuk akibat proses ini adalah Nikel, Litium, Bauksit, Corundum, dan Garnet. 4. Proses Secondary or Supergene Enrichment  Pelindian (leaching) unsur-unsur tertentu dari bagian atas suatu endapan mineral dan kemudian terendapkan pada kedalaman tertentu menghasilkan endapan bijih dengan konsentrasi yang lebih tinggi. Contoh bijih yang dapat terbentuk akibat proses ini adalah Quartz, Tembaga, Timbal, Besi, Seng, Emas dan Perak. 5. Proses Volcanic Exhalative or Sedimentary Exhalative Proses pembentukan mineralnya melalui pelepasan gas dan uap panas dari gunung berapi. Pada proses Volcanic Exhalative, gas dan uap panas yang keluar dari gunung berapi akan bercampur dengan air laut atau air meteorik (air hujan). Campuran ini kemudian mendingin dan terendapkan sehingga akan membentuk mineral di permukaan bumi. Sementara itu, pada proses Sedimentary Exhalative, bijih yang terendapkan terbentuk ketika mineral yang berasal dari proses Volcanic Exhalative terkubur dan mengalami perubahan proses geologi seperti metamorfisme. Contoh bijih yang dapat terbentuk akibat proses ini adalah Perak, Emas, Merkuri, Besi, Seng, Timbal, dan Tembaga.   Proses Organik (Biologis) Proses organik adalah proses pembentukan batu mulia yang melibatkan makhluk hidup. Proses-proses tersebut antara lain. Proses fosilisasi organisme yang terperangkap dalam resin atau getah pohon konifer pada periode awal Tersier (sekitar 70 juta tahun atau lebih). Kemudian, resin mengeras melalui proses polimerisasi, dimana molekul kecil (monomer) bergabung secara kimia untuk menghasilkan jaringan molekul yang besar. Contohnya fosil serangga yang terperangkap di dalam resin, kerangka kitinnya sedikit berubah, tetapi jaringan lunak bagian dalam hilang. Proses pengerasan resin akan membentuk kopal. Selanjutnya, kopal (copal) akan terendapkan selama berjuta tahun di bawah permukaan bersamaan tumbuhan konifer atau tidak bersamaan tumbuhan konifer. Proses tersebut akan membentuk batu mulia Ambar (Amber) yang resisten/kuat. Proses pengendapan lapisan-lapisan kalsium karbonatan di sekitar partikel (butiran pasir, makanan, parasit) yang tersangkut di cangkang moluska. Batu mulia yang dihasilkan dari proses ini adalah Mutiara. Proses pembentukan dentin yang berasal dari sel odontoblas yang melapisi rongga gigi mamalia tertentu. Dentin adalah jaringan ikat yang termineralisasi dengan matriks organik protein kolagen dan akan membentuk gigi ataupun gading pada mamalia. Batu mulia yang terbentuk dari proses ini adalah Ivory.   Sumber: Adiri, Z., Lhissou, R., Harti, A. E., Jellouli, A., & Chakouri, M. (2020). Recent advances in the use of public domain satellite imagery for mineral exploration: A review of Landsat-8 and Sentinel-2 applications. Ore Geology Reviews, 103332. doi:10.1016/j.oregeorev.2020.103332 Bateman, A.M. & Jensen, M.L., 1981. Economic Deposits, John Wiley & Sons, Inc, Canada Dill, H. G. (2018). Gems and placers—A genetic relationship par excellence. Minerals, 8(10), 470. Espinoza, E. O., & Mann, M. J. (1992). Identification guide for ivory and ivory substitutes. Evans, A. M. 1997. An Introduction to Economic Geology and Its Environmental Impact. Blackwell. Blackwell Science Ltd, London, USA, and Australia, 364h. Evans, A. M. (2009). Ore geology and industrial minerals: an introduction. John Wiley & Sons.Prinz, M.,Harlow, G., Peters, J.1988. Rocks and Minerals. Simon & Schuster Inc. New York Garnett, Richard & Bassett, N.C.. (2005). Placer deposits. Econ Geol 100th Anniv Vol. 813-843. Gemological Institute of America: All about gemstones. GIA. (n.d.). https://www.gia.edu/ Hedenquist, J.W. and Henely, R.W. (1985) Hydrothermal Eruption in the Waitapu Geothermal System, New Zealand: Their Origin, Associated Breccias, and Relation to Precious Metal Mineralization. Economic Geology, 80, 1640-1668. Matthews, T. (2022, May 3). Ivory gem guide and properties chart. Gemstones. https://www.gemstones.com/gemopedia/ivory Pearl gemstone overview. American Gem Society. (2023, October 5). https://www.americangemsociety.org/birthstones/june-birthstones/pearl-overview/

Genesa Endapan Emas

Emas merupakan salah satu logam mulia yang memiliki nilai tinggi. Emas memiliki karakteristik sectile (lunak, elastis, mudah dibentuk), warna yang menarik (kuning mengkilap tidak mudah memudar), tahan lama, konduktif, dan tahan terhadap panas yang tinggi. Sebanyak 65% emas digunakan untuk industri seni, seperti membuat perhiasan. Selain itu, emas juga digunakan untuk kehidupan sehari-hari seperti peralatan elektronik, uang, medali, kedokteran gigi, dan masih banyak lagi. Emas sendiri termasuk kedalam logam transisi yang bersifat lunak kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 Mhos. Karena sifatnya yang relatif lunak, emas akan dicampur dengan logam lain seperti platinum, iridium, nikel, atau zink. Untuk itu perlu adanya ukuran kemurnian emas yaitu karat. Karat merupakan unit sama dengan 1/24 bagian dari emas murni dalam alloy (emas yang dipadukan dengan logam lain). Dengan demikian, emas 24 karat (24K) adalah emas murni. Sedangkan emas 18 karat berarti bahwa material tersebut tersusun atas 18 bagian emas murni dan 6 bagian berupa logam lainnya, atau bisa disebut kandungan emasnya sebesar 75% (18/24). Emas sebagai salah satu logam tertua yang digunakan oleh manusia, telah ditambang sejak tahun 2000 sebelum masehi oleh bangsa-bangsa di dataran Mesir (Mesir, Sudan, dan Arab Saudi). Sedangkan untuk deposit emas terbesar ditemukan di Precambrian Witwatersrand, Afrika Selatan. Indonesia juga memiliki potensi endapan emas hampir di setiap daerah Indonesia, seperti Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Kepulauan Riau, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, Mauku, dan Papua. Indonesia juga pernah menjadi penghasil emas terbesar di Asia Tenggara sebelum Perang Dunia II.  Emas di alam ditemukan dalam dua tipe, yaitu endapan primer dan endapan sekunder (placer). Endapan emas primer terbentuk bersamaan dengan proses pembentukan batuan. Endapan tipe ini terbentuk akibat adanya proses magmatisme. Pada proses magmatisme ini magma mengalami diferensiasi sehingga akan terbentuk endapan mineral sulfida dan oksida. Sebelum kristalisasi berakhir akan terbentuk larutan sisa magma yang mudah bergerak (larutan hidrotermal). Larutan hidrotermal (air magmatik) ini membawa ion sulfida, ion klorida, ion natrium, dan ion kalium yang mengangkut logam emas ke permukaan. Larutan hidrotermal tersebut naik ke atas permukaan melalui zona struktur seperti patahan, sesar, rekahan, dan kontak lithologi. Ketika larutan hidrotermal bercampur dengan air meteorik akan terjadi pendinginan yang menyebabkan ion sulfida dan ion klorida yang membawa emas terendapkan. Endapan ini membentuk urat-urat (vein) sesuai bentuk rongga yang ada.   Endapan emas sekunder atau yang lebih dikenal sebagai endapan emas aluvial merupakan emas yang diendapkan bersamaan dengan endapan sedimen. Endapan ini terbentuk akibat proses oksidasi dan sirkulasi air yang terjadi pada endapan emas primer. Proses tersebut menyebabkan mineral emas terlepas dan terendapkan kembali pada rongga-rongga batuan atau pori batuan. Proses erosi yang terjadi ini menghasilkan endapan emas aluvial/placer. Butiran emas pada endapan sekunder cenderung lebih besar dibandingkan dengan butiran endapan primer.      Referensi: Bateman, A.M. & Jensen, M.L., 1981. Economic Deposits, John Wiley & Sons, Inc, Canada, 261 - 268. Goldfarb, R. J., Groves, D. I., & Gardoll, S. (2001). Orogenic gold and geologic time: a global synthesis. Ore geology reviews, 18(1-2), 1-75. Liu, J., Dai, H., Zhai, D., Wang, J., Wang, Y., Yang, L., ... & Li, Q. (2015). Geological and geochemical characteristics and formation mechanisms of the Zhaishang Carlin-like type gold deposit, western Qinling Mountains, China. Ore Geology Reviews, 64, 273-298. Phillips, G. N., & Powell, R. (2009). Formation of gold deposits: Review and evaluation of the continuum model. Earth-Science Reviews, 94(1-4), 1-21.

Berlian Kalimantan (Keterbentukan)

Berlian kalimantan terbentuk pada kedalaman 120 - 180 km di bawah permukaan tanah dengan temperatur 930 - 1250⁰C dan tekanan 4,2 - 6 GPa. Berlian ini diperkirakan berumur 1,2 - 1,6 miliar tahun. Berlian Kalimantan saat ini baru ditemukan dalam bentuk secondary deposit, untuk primary igneous host rock (kimberlite atau lamproite) masih belum ditemukan. Berlian Kalimantan dapat dijumpai pada alluvial deposit di Sungai Landak Kalimantan Barat, Sungai Barito Kalimantan Tengah, Banjarmasin-Martapura Kalimantan Selatan. Berlian Kalimantan ditransportasikan melalui sungai-sungai tersebut yang berakhir di Danau Seran dan Danau Cempaka. Berlian Kalimantan sendiri dibagi menjadi 5 grup berdasarkan morfologi, CL properties, kelimpahan nitrogen, dan karakter aggregation. Kelima grup ini ditemukan di semua lokasi Kalimantan kecuali “Cube Combination Forms” yang hanya ditemukan di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Grup “Diver’s Helmet” lebih umum ditemukan di Kalimantan Timur. Grup “Browns” banyak ditemukan di Kalimantan Barat. Sedangkan grup “Yellow” lebih umum ditemukan di Kalimantan Timur.  Berlian umumnya ditemukan pada batuan berumur Precambrian (>500 juta tahun lalu) bersamaan dengan kimberlite atau lamproite. Namun, batuan yang membawa berlian kalimantan memiliki umur yang relatif lebih muda.  Meski umur batuan Kalimantan relatif muda, tetapi proses kolisi (tumbukan antar lempeng benua) yang pernah terjadi menghasilkan produk batuan yang kompleks. Proses kolisi tersebut juga menyebabkan batuan dasar Kalimantan mengandung pecahan lithosphere yang berasal dari Gondwanaland. Penelitian yang telah dilakukan Taylor et al. (1990), mengungkapkan bahwa berlian Kalimantan memiliki kondisi thermal sama dengan Ellendale dan Copeton di Australia. Lebih dari itu, keterbentukan Berlian Kalimantan termasuk kedalam berlian peridotitic sama seperti Ellendale ‘pipe’ di Australia. Berlian tersebut berasal dari lithosphere subcontinental Asia Tenggara dan Australia sebelah barat laut yang merupakan bagian dari Gondwanaland. Sehingga berlian yang ada di Kalimantan dan Australia bagian barat laut diperkirakan berasal dari sumber yang sama yaitu berupa lamproite. Meski demikian, morfologi dan fitur berlian Kalimantan berbeda dengan berlian Australia (baik yang berasal dari kimberlite, lamproite, dan alluvial).  Sumber berlian Kalimantan dipercaya berasal dari Pamali Breccias. Pamali Breccias merupakan material hasil erosi Bobaris ophiolite berumur Late Cretaceous. Bobaris ophiolite di Kalimantan Tengah bisa saja menjadi kimberlite berlian Kalimantan, tetapi karakteristik yang dimiliki masih kurang apabila disebut sebagai kimberlite. Untuk itu perlu dilakukan studi lebih lanjut untuk mengetahui secara pasti sumber berlian kalimantan.    Referensi: Kadarusman, A., & Tbk, P. I. (2010). The origin of Borneo (Kalimantan) diamond: A summary. In Proceedings PIT IAGI Lombok. The 39th IAGI Annual Convention. Kueter, N., Soesilo, J., Fedortchouk, Y., Nestola, F., Belluco, L., Troch, J., ... & Driesner, T. (2016). Tracing the depositional history of Kalimantan diamonds by zircon provenance and diamond morphology studies. Lithos, 265, 159-176. Smith, C. B., Bulanova, G. P., Kohn, S. C., Milledge, H. J., Hall, A. E., Griffin, B. J., & Pearson, D. G. (2009). Nature and genesis of Kalimantan diamonds. Lithos, 112, 822-832. Spencer, L. K., David , S., Peter, C., & Robert, E. (1988). The Diamond Deposits of Kalimantan, Borneo.  Sun, T. T., Wathanakul, P., Atichat, W., Moh, L. H., Kern, L. K., & Hermanto, R. (2005). KALIMANTAN DIAMOND.

    Artikel Terpopuler

    BERILAN DAN IMITASINYA

    Penamaan untuk Berlian (Diamond) berasal dari bahasa Yunani ‘adamous’ yang berarti ‘unconquerable’ atau yang tak tertundukkan. Penamaan ini tak lepas dari fakta bahwa berlian adalah material terkeras yang pernah ditemukan manusia di muka bumi. Istilah kekerasan disini adalah mengacu pada tingkat ketahanan berlian untuk menahan segala macam goresan dari material lain selain berlian itu sendiri. Jadi pada akhirnya tidak ada material lain yang dapat menggores berlian kecuali berlian itu sendiri. Mengapa harga berlian relatif mahal? Berbagai macam faktor sangat mempengaruhi harga berlian, kelangkaan deposit di muka bumi dan faktor 4C (Color, Clarity, Cut, Carat) sangat berpengaruh di dalam penentuan harga berlian. Proses mendapatkan berlian dari tambang, jalur distribusi perusahaan-perusahaan seperti De Beers, Dominion Diamond Corporation, Rio Tinto, dll  proses perencanaan dan pemolesan yang kompleks, hingga dapat dipakai terikat dalam cincin di jari manis pasangan anda pun tidaklah mudah. Dari kombinasi faktor-faktor tersebut di atas, maka tak heran harga berlian menjadi mahal. Mengingat industri berlian ini sangat rumit dan membutuhkan biaya yang cukup besar untuk terjun didalamnya, maka manusia mencari cara alternatif untuk mendapatkan tiruan/imitasi berlian yang dapat dipakai dengan harga yang relatif lebih terjangkau. Batu-batu permata lain baik itu batu natural alam ataupun batu sintetik buatan pabrik dipakai sebagai subtitusi berlian. Perbandingan karakteristik berlian dan imitasi/tiruan yang sering dipakai dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :  Sumber: AIGS Gem Identification 2012 AIGS Diamond Grading and Pricing 2012 Gambar dari berbagai sumber    

    Quartz

    Kuarsa adalah salah satu mineral yang umum ditemukan di kerak kontinen bumi. Mineral ini memiliki struktur kristal heksagonal yang terbuat dari silika trigonal terkristalisasi (silikon dioksida, SiO2), dengan skala kekerasan mohs 7, indek bias 1.544 – 1.553 dan berat jenis 2,65 g/cm³. Bentuk umum kuarsa adalah prisma segienam yang memiliki ujung piramida segienam.                 Berikut adalah varietas -varietas dari spesies kuarsa (quartz) :

    CHALCEDONY DAN VARIETASNYA

    Chalcedony merupakan bentuk cryptocrystalline dari Quartz. Chalcedony banyak ditemukan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, salah satunya adalah Chrysocolla-Chalcedony yang populer dengan nama batu bacan. Chalcedony memiliki bentuk kristal sistem hexagonal (trigonal) dalam ukuran cryptocrystalline, dengan komposisi kimia SiO2, indek bias 1.53 atau 1.54 (spot reading), berat jenis 2.60 (+ .10,- .05),  serta tingkat kekerasan 6.5 – 7.0 skala mohs. Berikut adalah varietas -varietas dari spesies chalcedony : Sumber : 1. GIA Gem Reference Guide 2. Gambar dari berbagai sumber di internet

    JADE

    Jade atau sering disebut dengan Giok oleh masyarakat Indonesia adalah material batu mulia terkuat (tough) yang pernah dikerjakan oleh manusia untuk dijadikan karya seni baik berupa pahatan, ornamen, ataupun sebagai batu mulia perhiasan. Material Jade terkenal kuat karena adanya kristal-kristal kecil pembentuknya yang saling mengunci satu dengan yang lain. Penamaan Jade berasal dari bahasa Spanyol piedra de hijada (yang kira-kira berarti berguna untuk mengobati penyakit ginjal). Sampai saat ini hanya dua mineral yang bisa dikategorikan sebagai Jade asli, yaitu Nephrite-Jade dan Jadeite-Jade. Nephrite-Jade adalah varietas berserat compact dari famili actinolite-tremolite yang berasal dari grup mineral amphibole. Material ini banyak ditemukan di seluruh penjuru dunia seperti : New Zealand, Canada, China, Amerika Serikat, Indonesia. Warnanya bervariasi dari hijau muda sampai hijau gelap, kuning sampai ciklat, abu-abu, dan hitam. Ciri khususnya adalah seringkali ditemukan bintik-bintik hitam di dalamnya apabila dilihat dalam pembesaran. Jadeite-Jade mempunyai unsur kimia NaAl(SiO3)2 yaitu Sodium Aluminum Silicate. Jadeite-Jade relatif lebih mahal harganya dari ‘saudaranya’ Nephrite-Jade karena lebih langka ditemukan untuk kualitas batu mulia. Kombinasi faktor utama penentuan kualitas dan harga dari Jadeite-Jade adalah dari : Intensitas warna, transparansi dan tekstur. Range warna dari Jadeite-Jade cukup bervariasi dari putih sampai abu-abu pucat, hijau kekuning-kuningan sampai hijau kebiru-biruan (warna hijau zamrut), violet (ungu tua), kuning, merah, coklat, dan hitam. Daerah penghasil kualitas batu mulia antara lain : Myanmar, Guatemala, Jepang, Amerika Serikat, Rusia. Sumber : AIGS Gem Identification 2012 Gems, Sixth Edition, Michael O’Donoghue 2006 GIA Gems Reference Guide 2009 Gambar dari berbagai sumber

    Apa itu Batu Mulia

    Dari sekitar 3.000 mineral yang terdapat di alam semesta, hanya ada beberapa jenis mineral yang memiliki kualitas khusus yang biasa kita sebut sebagai batu mulia (gemstone). Dalam mempelajari dan mengidentifikasi batu mulia, para ilmuwan menerapkan prinsip-prinsip gemologi. Dalam ilmu gemologi, syarat suatu mineral agar bisa dikatakan sebagai batu mulia harus memiliki tiga kriteria pokok. Tiga kriteria pokok tersebut adalah Keindahan (beauty) Keindahan adalah faktor yang sangat penting. Batu mulia harus terlihat menarik dan memiliki warna yang indah. Faktor-faktor yang mempengaruhi keindahan antara lain: Kemilau permukaan ( luster) Warna (color) Dispersi (Dispersion) Transparansi (Transparency) Briliansi (Brilliancy)   Ketahanan (durability) Ketika batu mulia digunakan sebagai perhiasan yang dipakai sehari-hari, ia harus memiliki kemampuan untuk tetap mempertahankan keindahannya terhadap panas, bahan-bahan kimia, dan jangka waktu pemakaian. Faktor yang mempengaruhi durability antara lain kekerasan (hardness), ketangguhan/ keuletan (toughness), dan stabilitas (stability). Kelangkaan (rarity) Faktor yang tidak kalah penting dan menjadi kunci dalam penentuan harga adalah Kelangkaan. Hal ini berkaitan erat dengan hukum permintaan dan penawaran di pasar. Semakin langka batu mulia dan diperkirakan tidak akan ditemukan pusat pertambangan yang baru dalam waktu dekat, maka harga sebuah batu mulia bisa melambung sangat tinggi. Meskipun pemasaran (marketing) tetap menjadi bagian yang penting dalam penentuan harga dan pasar.