Eksploitasi Logam Mulia dan Batu Mulia
Kategori
Journey of Gemstone and Precious Metal
Eksploitasi tambang adalah proses pengambilan sumber daya mineral dari bumi, seperti batu mulia dan logam mulia dengan tujuan komersial. Proses ini melibatkan penggalian, pengolahan awal, dan pemurnian bahan mentah sebelum diolah lebih lanjut untuk kebutuhan industri, pembuatan perhiasan, maupun kegiatan lainnya.
Eksploitasi tambang seringkali melibatkan penggunaan teknologi dan peralatan serta metode yang canggih, tetapi tidak jarang juga eksploitasi ini dilakukan menggunakan metode dan alat yang konvensional oleh masyarakat setempat. Pada minggu ini kita akan membahas kedua metode eksploitasi tersebut. Yuk, disimak lebih lanjut!
Tambang Konvensional
Tambang konvensional mengacu pada metode penambangan yang telah lama digunakan dan umumnya menerapkan teknik dan proses yang tradisional dan sederhana. Ini termasuk teknik penambangan seperti tambang terbuka dan tambang bawah tanah yang menggunakan peralatan dan teknologi yang sudah ada dan terbukti efektif. Tambang konvensional mengikuti cara kerja yang telah digunakan dalam industri pertambangan selama bertahun-tahun.
Sistem ini telah ada sejak abad ke-19 dan belum mengalami banyak perkembangan modern. Ciri-ciri tambang konvensional antara lain penggunaan peralatan yang kurang efisien, kinerja yang belum maksimal, risiko kecelakaan yang tinggi, konsumsi bahan bakar yang boros, pemulihan penambangan yang tidak optimal, biaya yang tinggi, dan belum ramah lingkungan.
Contoh tambang konvensional yang dapat kita temukan antara lain:
Tambang berlian placer Desa Wisata Pumpung, Kota Banjarbaru
Bagi yang tidak asing dengan berlian yang dijual di Martapura, berlian tersebut umumnya berasal dari tanah intan di Desa Wisata Pumpung, Kota Banjarbaru. Masyarakat setempat memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya dengan menambang berlian melalui metode pendulangan tradisional.
Tambang emas rakyat bawah tanah Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri
Dari yang kita ketahui, Indonesia memiliki banyak sekali potensi mineral logam mulia, khususnya emas. Salah satunya yang terdapat di Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, sumber daya emas tersebut dimanfaatkan oleh warga setempat dengan membuat lubang tambang tradisional dengan peralatan yang masih sangat sederhana.
Selain dengan metode konvensional yang masih sangat sederhana terdapat juga tambang batu mulia dan logam mulia yang menggunakan metode inisiatif yang modern.
Tambang Inisiatif (Inovatif)
Tambang inovatif atau inisiatif merupakan pendekatan yang lebih modern dalam industri pertambangan, fokusnya adalah pada pengembangan dan implementasi teknologi, proses, dan praktik baru. Ini bisa mencakup penggunaan teknologi canggih seperti penambangan otomatis, pemetaan tambang dengan drone, atau pemantauan lingkungan dengan sensor teknologi tinggi. Tujuan dari tambang inisiatif adalah meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi dampak lingkungan, dan meningkatkan keselamatan kerja.
Proses perbaikan terus menerus dilakukan untuk menciptakan sistem pertambangan yang lebih efisien dan efektif. Tambang inisiatif menunjukkan perbedaan yang signifikan terutama dalam hal efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan tambang. Ini seringkali disebut sebagai kemajuan tambang inisiatif.
Beberapa ciri tambang inisiatif meliputi:
Kolaborasi antara manusia dan teknologi.
Sistem manajemen pengawasan yang lebih terintegrasi.
Penggunaan sensor yang terintegrasi dan akurat pada setiap tahapan kegiatan.
Penggunaan perangkat terkini dan teknologi otomatisasi.
Contoh tambang inisiatif yaitu:
Tambang Grasberg di Kabupaten Mimika, Papua Tengah oleh PT Freeport Indonesia
Penambangan bijih di PT Freeport Indonesia (PTFI) meliputi kegiatan pengeboran dan peledakan, pengisian dan pengangkutan muatan, serta penghancuran. Setiap tahapan tersebut dilakukan menggunakan peralatan dan metode yang sudah modern dan memperhatikan keselamatan kerja. Tambang PT Freeport Indonesia memiliki 2 jenis tambang, yaitu open pit dan closed pit.
Proses eksploitasi di dalam PTFI dilakukan dengan cara modern menggunakan komputer dan pengendalian mesin (pengangkutan, pengeboran, dll) dengan jarak jauh seperti yang ada pada gambar di atas.
Dalam upaya menjaga lingkungan dan memanfaatkan limbah sisa eksploitasi, PTFI melakukan program 3R (Reduce-Reuse and Recycle), contohnya:
Reklamasi area pemisahan material bijih (tailing).
Pembuatan biodiesel dari minyak goreng bekas untuk digunakan pada beberapa kendaraan ringan.
Memanfaatkan oli bekas sebagai campuran bahan bakar alternatif di Pabrik Kapur dan Pabrik Pengering Konsentrat.
Daur ulang aluminium untuk dijadikan souvenir.
Membuat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Memanfaatkan abu dari unit boiler pada sarana pembangkit listrik untuk keperluan proyek infill di daerah operasi PTFI.
Sumber:
Admindisporabudpar, (2017). Visit Banjarbaru – Pendulangan intan tradisional cempaka. https://disporabudpar.banjarbarukota.go.id/pendulangan-intan-tradisional/ diakses pada 21 Mei 2024
Anonim. (n.d.). Bagaimana Kami Beroperasi. PT Freeport Indonesia. https://ptfi.co.id/id/how-we-operate
Anonim. (2022). Kontribusi Freeport Bagi Bumi Pertiwi. PT Freeport Indonesia. https://ptfi.co.id/id/news/
Chen, Jin & Viardot, Eric & Brem, Alexander. (2019). Innovation and innovation management. 10.4324/9781315276670-1.
Hoover, H. (1909). Principles of mining: valuation, organization and administration; copper, gold, lead, silver, tin and zinc (Vol. 2). Hill Publishing Company.
Minir. (2021). Perbedaan tambang konvensional Dan Tambang initiative. anakteknik.co.id
Artikel Lainnya
Batu Mulia dan Logam Mulia di Pegadaian
Pengujian Batu Mulia dan Logam Mulia